Memaknai Politik sebagai Jalan Ibadah

PENDIDIKAN POLITIK - Memberikan pendidikan politik pada warga di Kabupaten Donggala

Sejumlah orang berupaya mengubah partai demi prinsip.
Beberapa di antaranya berupaya mengubah prinsip demi partai.


POLITIK berperan besar mewujudkan kebaikan bersama. Tapi politik juga bisa sebaliknya. Karena itu motivasi orang menjadi politisi, yang akan menentukan bagaimana kekuasaan politik bisa membawa maslahat bagi banyak orang. Atau sebaliknya. Mahfud Masuara, Ketua Partai Perindo Sulteng, mengaku politik adalah instrumen untuk mewujudkan kemaslahatan orang banyak dengan memaknainya sebagai jalan ibadah.

Ditemui di Palu Barat, Rabu 5 Juli 2023 lalu, Mahfud mengulas panjang lebar soal arah politik Partai Perindo, apa yang harus dilakukan dan bagaimana politisi Partai Perindo memaknai amanah elektoral yang diemban – jika kelak rakyat Sulteng memberi kepercayaan kepada mereka. Mengusung tagline Indonesia Sejahtera, Mahfud mengaku partai yang dipimpinnya fokus pada pemberdayaan masyarakat. ”Bahkan sebelum kekuasaan kami pegang, komitmen pemberdayaan sudah dan akan terus berjalan,” katanya.

Sebagai partai yang relatif baru dengan pengalaman dua kali pemilu, Perindo Sulteng mengambil pelajaran dari partai-partai lin yang sudah eksis. Khususnya partai yang baru di periode kedua pemilu sudah merebut pucuk pimpinan DPRD Sulteng. Bagi Mahfud, selain nasib politik yang sedang beruntung, partai-partai tersebut bekerja dengan sangat gigih hingga mampu merebut prestasi politik mentereng. Maka, Perindo kemudian mencetuskan Gempur 28, yakni komposisi personalia pengurus mulai wilayah hingga kelurahan dan desa terdiri 28 orang. ”Kita menamainya gempur 28. Kita gempur dengan skema ini,” jelasnya, tanpa merinci makna filosofis dari angka yang dipilih tersebut.

Maka salah satu yang dilakukan adalah memberdayakan masyarakat. Sejak dulu, jauh sebelum Perindo mendapat kepercayaan masyarakat, sudah melakukan program pemberdayaan masyarakat kecil. Partai yang dipimpinnya mencetuskan komitmen agar politik itu tak sekadar kata. Tapi disertai tindakan nyata. Hal itu dimulai dari diri dan keluarganya. Ia membuka usaha industri rumah dengan merekrut puluhan karyawan yang ia niatkan sebagai ikhtiar memberdayakan masyarakat kecil. Usaha yang makin berkembang hingga membuka cabang di Jakarta, di Sirenja – Pantai Barat dan Kota Palu hingga Sigi yang menyusul sebentar lagi, berhasil memperkerjakan puluhan karyawan.

Masih terkait pemberdayaan, yang telah dan akan terus dilakukan oleh Perindo Sulteng, adalah menghidupkan roda ekonomi warga berbasis koperasi. Konsep koperasi yang seperti hidup segan mati pun enggan, namun bersama Partai Perindo, telah menjadi mesin ekonomi yang prospektif bagi anggotanya. Namanya, Koperasi Relawan Merah Putih (RMP). Ia sendiri bertindak menjadi ketua umum. Kenapa menyasar koperasi? menurut Mahfud, bisnis dengan industri berskala besar membutuhkan modal besar. Akses masyarakat pun menjadi terbatas karena banyak syarat-syarat yang harus dipenuhi. Namun dengan pola pemberdayaan, berbasis koperasi semua orang punya kesempatan yang sama untuk menjadi anggotanya. Selain itu, koperasi sejalan dengan nilai-nilai kebajikan dan visi bangsa. Di dalamnya ada musyawarah. Ada relasi yang equal (gotong rotong). Ada kepercayaan dan demokratis. ”Ini sokoguru ekonomi bangsa yang di era industri 4.0, tidak lagi dilihat sebagai cara terbaik mengentas ekonomi umat,” ucap Mahfud.

Koperasi RMP merupakan embrio pemenangan pasangan Cudi – Ma’mun pada Pilkada empat tahun silam. Di dalam RMP urai Mahfud, berkumpul ribuan orang beragam latarbelakang. Mereka umumnya adalah kelompok masyarakat di tingkat tapak yang butuh sentuhan pemberdayaan baik ekonominya maupun keterampilan hingga pengetahuannya. Sangat disayangkan, jika RMP yang berhasil membawa Cudi pada prestasi politik terbaiknya, bubar begitu saja setelah kekuasaan yang diincar berhasil dalam genggaman. Baginya, itu tidak elok. Maka bersama dengan beberapa sekondannya, RMP bermetamorfosa dari sekoci pemenangan politik elektoral menjadi wadah berhimpun masyarakat kecil untuk berkembang dan bertumbuh bersama. Hasilnya pada tutup buku tahun 2022, laba bersih Koperasi RMP sebesar Rp750 juta. Ia dan pengurus koperasi bertekad, pada akhir 2023 nanti, laba bersih harus di atas Rp1 miliar.

BERSAMA WARGA – Memberikan bantuan gerobak pada warga untuk memberdayakan ekonomi warga kecil

Di koperasi RMP ini, setiap anggota menyetor simpanan wajib sebesar Rp100 ribu, iuran wajib Rp10 ribu per bulan. Dengan anggota koperasi sebanyak 64 ribu orang, maka akumulasi dana yang terkumpul sekitar Rp60 juta per bulan. Koperasi RMP kini telah menjadi proyek percontohan bagi koperasi-koperasi di Sulawesi Tengah. Koperasi KMP ini bekerjasama dengan usaha franchise minuman ringan yang membuka outlet di pinggir-pinggir jalan. Pada setiap outlet memperkerjakan antara satu atau dua orang dengan gaji di kisaran Rp800 ribu – Rp1,5 juta per bulan. Semangat pemberdayaan yang dirintis dalam usaha keluarga, ini kemudian ditularkan ke anggota partai, hingga pada akhirnya membuat mereka semakin berdaya. Baik secara ekonomi maupun skill serta pengetahuan mengelola bisnis secara mandiri. Maka ia pun menginginkan dana-dana yang berasal dari pokok pikiran (pokir) anggota dewan spiritnya mestinya mengarah ke pemberdayaan.

Lalu ada gerakan Gerobak Perindo untuk seluruh Sulawesi Tengah. Jumlahnya 265 buah, yang terdiri dari gerobak bakso, gerobak gorengan, gerobak nasi kuning. Mereka mengajukan permintaan dan setelah disurvei dan dianggap layak, maka yang bersangkutan dipastikan akan mendapatkan gerobak. Gratis. Tak hanya gerobak, pelaku UMKM juga mendapat bantuan modal berkisar Rp1 – Rp5 juta. Jika omsetnya mencapai Rp500 per bulan maka nominal bantuannya sebesar Rp5 juta. Setiap gerobak titik koordinatnya terpantau oleh petugas Perindo untuk melihat progres bisnisnya. Enam bulan kemudian penerima gerobak diundang untuk diberi pelatihan tentang apa yang harus dilakukan agar bisnisnya maju. Dari hasil pendampingan selama ini didapati, problem terbesar yang dialami adalah managemen bisnis yang tidak bagus. Dimana semua hasil penjualan dianggap sebagai keuntungan. Padahal di situ melekat pula modal, biaya produksi dan lain-lain. ”Nah mestinya di bagian ini, sudah urusannya negara,” katanya tersenyum.

Selain sektor ekonomi, Perindo Sulteng dipimpinnya juga fokus pada pembangunan manusianya. Misalnya kesehatan. Di Kabupaten Toli Toli, warga setempat dengan hanya mengantongi kartu RMP bisa berobat gratis. Biayanya ditebus oleh Koperasi RMP setiap bulan. Lalu ada Taman Pengajian Anak, honor guru-gurunya dibayar oleh RMP sekaligus menyediakan fasiltas pendukungnya. Tempatnya di Desa Kapiroe – Palolo Kabupaten Sigi. Bagi Perindo lanjut mantan Ketua KPU Donggala ini, kerja-kerja politik tak semata dikerjakan pada momentum pilkada dan pemilu. Juga tak semata hanya menyasar warga dewasa dengan maksud mendapat limpahan suara di pemilu nanti. ”Kami menyasar anak-anak untuk dibekali pemahaman religius sebagai komitmen membangun manusia, membangun peradaban. Juga membangun ekonomi agar warga lebih berdaya,” katanya.

BERSAMA KELUARGA – Meniti jalan dakwah bersama istri tercinta

Jika politisi Perindo memegang kekuasaan, mereka harus terlibat dalam program pemberdayaan. Mulai melakukan validasi pelaku UMKM. Setelah itu intervensi modal. Lalu desain kebijakan soal pasar untuk menyerap hasilnya. Jika hasil pemilu 2024 memberikan hasil yang signifikan bagi Partai Perindo, maka ia sudah membuat desain kebijakan agar semua wakil rakyat yang duduk di lembaga dewan, harus memperjuangkan pelatihan soft skill, modal yang memadai untuk pelaku usaha serta model regulasi yang memastikan dan menjamin bahwa produk UMKM terserap oleh pasar dengan baik. ”Hanya dengan itu, pelaku UMKM kita bisa mengangkat kepala dengan tegak sebagai pelaku usaha untuk mengangkat harkat kemanusian dirinya dan keluarganya,” ulasnya panjang lebar.

Sebagai individu yang besar dan mendapatkan jati dirinya di pesantren, Mahfud mengaku memaknai perjuangan politik yang dijalaninya kini, sebagai ladang ibadah. Memberdayakan ekonomi warga, mengentas problem umat melalui jalan politik adalah jalan pilihan yang diambilnya. Ia meyakini, politik yang oleh sebagian orang dikonotasikan tidak baik – sebenarnya ia adalah jalan mulia untuk memperbaiki peradaban. Maka tepatlah ungkapan Winston Churcill, mantan Perdana Britania Raya, pada pembuka tulisan di atas. Sejumlah orang berupaya mengubah partai demi prinsip. Lalu ada beberapa di antaranya berupaya mengubah prinsip demi partai. Namun di Perindo akunya, prinsip partai dan prinsip politik yang dianutnya kebetulan sejalan. Yakni politik kesejahteraan. Maka kloplah. ***

Penulis: Amanda
Foto-foto: Dok Pribadi

 

Tinggalkan Balasan